PEMERINTAH menargetkan swasembada gula konsumsi pada 2024. Kementerian Pertanian (Kementan) pun menyiapkan dua strategi responsif dan kolaboratif untuk meningkatkan produksi gula konsumsi di dalam negeri.
Kebutuhan gula rumah tangga tiap tahun mencapai 3,2 juta ton. Dengan produksi dalam negeri sekitar 2,35 juta ton, petani tebu nasional perlu memproduksi sekitar 850 ribu ton gula untuk menghindari impor.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan strategi meningkatkan produksi melalui peningkatan produktivitas. Salah satunya lewat program membongkar ratun tebu seluas 82 ribu hektare (ha) dan perawatan ratun tebu hingga 200 ribu ha.
“Bongkar dan rawat ratun tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta memberikan produktivitas sebesar 850 ribu ton gula konsumsi rumah tangga atau gula kristal putih dapat terpenuhi,” kata Andi dikutip melalui keterangan resminya, baru-baru ini.
Andi menjelaskan tebu ratun adalah akar tebu dari tunas anakan pertama yang telah dipanen dengan cara dipotong. Budi daya tebu dengan cara ratun dinilai lebih menghemat biaya lantaran menghilangkan beberapa faktor produksi, seperti pembibitan.
Pada 2021, total produksi gula rumah tangga naik 10,3% menjadi 2,35 juta ton dari capaian 2020 sejumlah 2,13 juta ton. Pada tahun ini produksi gula domestik diproyeksi naik 8,69% secara tahunan menjadi 2,5 juta ton.
Andi menyatakan Kementan telah menyiapkan lima strategi rinci untuk meningkatkan produksi gula domestic, yakni identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan hak guna usaha (HGU) yang telantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dan petani tebu.
Lahan masih tersedia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan produksi gula merupakan salah satu tugas yang diterima dari Presiden Joko Widodo. Menurutnya, presiden memberikan catatan bahwa lahan untuk menanam tebu masih cukup tersedia di dalam negeri.
“Kita punya kemampuan untuk menghadirkan varietas yang bagus, bahkan beliau (Presiden) sudah mempersiapkan permodalan dalam skema kredit usaha rakyat (KUR),” kata Syahrul.
Ia mengatakan pemerintah menargetkan seluruh kebutuhan gula bagi rumah tangga atau gula kristal putih (GKP) akan dipasok seluruhnya dari dalam negeri pada 2024. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut ialah melakukan intensifikasi tebu sehingga bisa meningkatkan produksi gula di dalam negeri.
Selain itu, Direktur Tanaman Semusim Kementan Ardi Praptono mengatakan strategi peningkatan produksi agar mencapai swasembada GKP ialah meningkatkan rendemen di pabrik gula hingga di atas 9%. Rendemen adalah tingkat efisiensi produksi gula di pabrik dari gula mentah.
Saat ini rentang rendemen di industri gula nasional ialah 7%-8%. Untuk mencapai target tersebut, harus ada peningkatan investasi di lahan tebu, bukan pabrik gula. (S3-25)