12 October 2022, 21:29 WIB

Mendag Ditelepon Dua Kali oleh Presiden, Harga Beras Jangan Sampai Naik


Ficky Ramadhan | Ekonomi

MI/Djoko Sardjono.
 MI/Djoko Sardjono.
Pedagang beras di Pasar Klaten, Jawa Tengah.

MENTERI Perdagangan Zulkifli Hasan mendapatkan arahan khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga harga beras. Presiden Jokowi meminta agar harga beras jangan sampai naik dan tetap stabil.

"Saya dua kali dapat telepon dari Pak Presiden. Kalau bisa beras jangan naik, kata Pak Presiden," ujarnya saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Rabu (12/10).

Tidak hanya beras, lanjut Mendag, Presiden Jokowi juga meminta harga pangan lain tetap dijaga. Pangan tersebut meliputi sembilan bahan pokok di antaranya ayam, telur, daging, cabai, dan lainnya.

Mendag mengatakan arahan Presiden tersebut disampaikan karena saat ini dunia sedang memasuki masa resesi dan krisis energi serta pangan. Menurutnya, kenaikan harga beras saat ini disebabkan oleh harga gabah yang juga naik.

Selain itu, penyebabnya yaitu perusahaan swasta membeli harga gabah dengan cukup tinggi. "Berebut dengan swasta. Sementara Bulog itu patokannya harga eceran tertinggi (HET). Jadi ditentukan harganya. Misalkan Bulog membeli HET gabah dengan Rp4.200, sedangkan swasta bisa membeli Rp5.000, ya Bulog tidak bisa beli," tuturnya.

Bulog berfungsi menstabilkan harga beras. "Harusnya fungsi Bulog sebagai stabilisasi beli harga tinggi jual murah. Ya ini memang peraturan baru, karena Bulog sekarang menjadi bagian dari BUMN. Dulu Bulog sebagai stabilisasi. Nah dengan begitu, swasta belomba-lomba membeli gabah, harganya jadi mahal. Otomatis produk jadinya, harga beras juga naik," ujarnya.

Untuk menekan harga beras, saat ini pemerintah membahas tentang subsidi beras. Terdapat dua pilihan subsidi mencakup harga transportasi atau selisih harga. "Untuk masyarakat jangan khawatir, beras dari Bulog harganya tetap tidak berubah dan tidak naik," tutupnya. (OL-14)

BERITA TERKAIT