01 October 2022, 14:13 WIB

Ekonomi Kuat, Pertumbuhan Triwulan III Diyakini Capai 5,5%


M. Ilham Ramadhan Avisena | Ekonomi

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
 ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ilustrasi

BANK Indonesia memandang prospek pemulihan ekonomi nasional masih cukup kuat. Perekonomian triwulan III 2022 bahkan diyakini akan tumbuh di level 5,5%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya 5,44%.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho mengatakan, harapan untuk tumbuh kuat itu diperoleh dari apiknya kondisi perekonomian domestik. Beberapa indikator disebut masih menunjukkan tren penguatan dan diduga akan terjaga hingga akhir tahun.

"Kami percaya dengan berbagai indikator dan asesmen yang kami lakukan, kami yakin Indonesia pada triwulan III ini masih lebih baik dari triwulan II, paling tidak bisa tumbuh 5,5% di triwulan III ini," jelasnya saat memberikan materi pelatihan kepada awak media di Bali, Sabtu (1/10).

Berbagai indikator perekonomian mulai menunjukkan tren penguatan pascapelonggaran mobilitas masyarakat diberlakukan. Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang perekonomian domestik diperkirakan akan tetap tumbuh kuat.

Wahyu menyampaikan, meski beberapa waktu ke belakang ekonomi dihadapkan pada persoalan inflasi dan pelemahan rupiah, itu tidak akan menggerus potensi pertumbuhan ekonomi. Sebab, keduanya diyakini masih di level yang cukup terkendali namun mesti tetap diwaspadai.

Baca juga:

Inflasi, misalnya, BI memperkirakan peningkatannya hanya bersifat sementara dan akan segera melandai. Peningkatan inflasi dalam negeri juga sedianya didorong oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberlakukan pada awal September 2022.

"Kita yakin akan ada dampaknya pada inflasi, sekitar 1,8%-1,9% dari perkiraan awal. Jadi dampak terbesar terlihat bulan ini, kita tahu harga bensin itu bagian dari basket CPI," kata Wahyu.

"Dampak second round diperkirakan sampai 2-3 bulan ke depan, ini kepada tarif ankgot, ojek, dan lainnya. Sehingga harapannya pada 2023, dia akan kembali lagi ke kisran 3% plus minus 1%," tambahnya.

BI, lanjut Wahyu, turut mengambil langkah untuk mengendalikan inflasi, utamanya pada komponen inti. Langkah-langkah pengendalian itu ditempuh melalui kebijakan suku bunga, koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/D).

Secara menyeluruh, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tetap tumbuh positif di kisaran 4,5% hingga 5,3% di sepanjang 2022. BI meyakini pertumbuhan itu akan bias ke atas. "Ini menjadi kondisi fundamen Indonesia yang membantu menavigasi menghadapi ketidakpastian global," kata Wahyu. (OL-4)

BERITA TERKAIT