23 September 2022, 15:29 WIB

YLKI Sebut Pemakaian Kompor Listrik Malah Bikin Boros


Insi Nantika Jelita | Ekonomi

ANTARA
 ANTARA
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi.

KETUA pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan, penggunaan kompor listrik akan menambah pengeluaran masyarakat. 

Pemerintah berencana melakukan konversi pemakain kompor gas ke listrik atau kompor induksi. Selama proses peralihan itu, Tulus mengatakan, masyarakat bakal memiliki dua jenis kompor.

Baca juga: Bangun Sinergitas, bank bjb Dukung Ketahanan Pangan Nasional

"Kompor gas masih diperlukan untuk antisipasi bila listrik PLN mati. Jika sedang memasak, tapi listrik mati dan tidak ada kompor gas elpiji? Ini bisa memicu dobel pengeluaran," kata Tulus kepada wartawan, Jumat (23/9).

Ia menegaskan seharusnya untuk pengendalian subsidi gas elpiji 3 kg pemerintah bisa memilih opsi pola distribusi tertutup pada gas elpiji tersebut. 

Menurut Tulus, melambungnya subsidi gas elpiji 3 kg disebabkan adanya inkonsistensi pemerintah di dalam distribusi gas elpiji subsidi yang bersifat terbuka alias siapapun boleh membelinya. 

"Inilah yang menjadikan alokasi subsidi gas elpiji 3 kg menjadi makin boncos," ucapnya. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengklaim, ada penghematan biaya dari konversi gas elpiji ke kompor listrik.

"Gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik terdapat penghematan biaya sekitar Rp8.000 per kilogram gas elpiji," ujarnya. 

Selain itu, kata Darmawan, dengan konversi ini juga diharapkan dapat mengubah pemakaian energi yang mahal menjadi energi yang murah sehingga bisa terjangkau semua kalangan.

"Untuk itulah kami mendukung program kompor listrik dengan mempertimbangkan ecolifestyle, PLN melihat ada pergeseran gaya hidup ke penggunaan listrik," pungkasnya. (OL-6)

BERITA TERKAIT