ASPEK corporate social responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosial perusahaan, menjadi perhatian khusus dari perusahaan batu bara asal Aceh, Media Djaya Bersama (MDB) Group.
Menurut President Director MDB Group Irsan Sosiawan Gading, salah satu bagian penting dari kehadiran grupnya ialah komitmen menjalankan program CSR dari awal beroperasi.
"CSR merupakan komitmen kami untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) untuk Aceh," kata Irsan beberapa waktu lalu.
Irsan menyebut CSR memiliki fungsi atau peran strategis bagi perusahaan sebagai bagian dari manajemen risiko, khususnya dalam membentuk katup pengaman sosial (social security). Tujuannya mendapatkan social license to operate sehingga mampu membantu menciptakan keseimbangan antara perusahaan, masyarakat, dan lingkungan.
Kesuksesan MDB Group dalam melaksanakan program CSR sudah mendapat pengakuan mulai tingkat kabupaten, provinsi, nasional, hingga internasional. Tak kurang dari 50 penghargaan telah diraih MDB dalam bidang CSR dan public relations.
Program unggulan mereka antara lain Mifa Smart, Mifa Health, Mifa Green, Mifa Culture, Mifa Preuner, Program One Village One Product, Mifa Cut Nyak Dhien Business Center, dan Mifa Integrated Lifestock in Reclamed Area.
Banjir penghargaan
Pada Maret lalu, salah satu anak perusahaan MDB, yakni PT Mifa Bersaudara, meraih empat penghargaan berturut-turut. Antara lain Pengelola Komunikasi CSR Terbaik di ajang Serambi Awards 2022, Perusahaan Peduli Kearifan Lokal Aceh dari Lembaga Panglima Laot Aceh Barat, The Best One CSR Communication Management dalam ajang Indonesia The Best One Awards 2022, dan CSR Awards 2022 kategori utama dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.
Grup Head CSR, Exrel, & Corcomm PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza menjelaskan terdapat tiga program community involvement & development yang sudah berjalan. Di antaranya Program One Village One Product (OVOP), Program One Village One Fruit (OVOF), dan Small Medium Enterprise (SME).
"OVOP sendiri merupakan program unggulan berbasis potensi lokal di 17 gampong (permukiman) sekitar tambang dalam bidang peternakan, pertanian, dan perikanan, sedangkan OVOF merupakan program pengembangan potensi lima gampong IUP tambang dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah menjadi sentra buah-buahan,†jelas Azizon.
Sementara itu, SME merupakan program pembinaan UKM dalam rangka mendukung kegiatan usaha ekonomi masyarakat di wilayah operasional perusahaan. Total penerima manfaat sampai saat ini sebanyak 30 kelompok.
Di bidang pendidikan, perusahaan juga menjalankan program Beasiswa Bakti Mifa untuk Aceh. Pada 2018-2021, sebanyak 88 mahasiswa dan santri Aceh Barat telah menerima program tersebut. Tidak hanya itu, sebanyak 34 siswa asal Kabupaten Aceh Barat juga mendapatkan beasiswa pendidikan ke Yayasan Sukma Bangsa pada 2013-2016.
Di bidang infrastruktur, PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari selaku sister company telah membangun 50 rumah layak huni kepada masyarakat kurang mampu pada 2019-2021. Perusahaan juga mendukung pembangunan sarana tempat ibadah kegiatan keagamaan.
Saat ini perusahaan sedang membangun Cut Nyak Dhien Business Center sebagai pusat pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta agrowisata yang bernuansa Aceh dan islami.
"Kita juga sedang merancang pembangunan Mifa Islamic Center (MIC) sebagai project jangka panjang untuk dijadikan sebagai pusat studi Islam dan budaya Aceh, pusat pembinaan usaha kecil, menengah, dan koperasi, serta pusat pembinaan kreatifitas dan kerajinan tradisional Aceh," jelas Azizon.
Direktur Utama Mifa dan BEL Ricky Nelson menjelaskan perusahaan mengeluarkan dana CSR sebanyak 1% dari nilai penjualan. Menurutnya, itu merupakan sebuah kontribusi yang dapat menggerakkan ekonomi secara signifikan.
"Dominasinya CSR ini, kalau dilihat mapping kita dari awal, lebih kepada kita ingin masyarakat mandiri. Waktu itu diawali dengan pendekatan pendidikan, agama, lalu pelatihan-pelatihan kerja. Dengan pelatihan-pelatihan ini, mereka punya skill, bisa bekerja di tempat kita atau bisa mengembangkan di tempat lain," jelasnya.
Tahun lalu, kata Ricky, perusahaan menggelontorkan CSR hampir Rp20 miliar. "Itu CSR langsung," katanya. "Jadi, kontribusi kita di segala aspek, baik langsung ataupun tidak. Yang kadang orang tidak lihat itu memang yang tidak langsungnya. Yang tidak langsung ini bisa dalam bentuk investasi tentang mental dan kemampuan bekerja, dan pendidikan,†pungkasnya. (OL-10)