GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tiga hal yang menjadi fokus utama dalam gelaran Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa. Rinciannya, rempah-rempah go global, digitalisasi dan perkuat sektor pertanian.
Terkait dengan rempah-rempah go global, Perry menyoroti status Indonesia sebagai pusat rempah-rempah dunia. "Sejak 4.000 tahun yang lalu, Indonesia adalah pusat rempah-rempah dunia. 11% suplai rempah-rempah dunia adalah dari Nusantara," ujarnya dalam pembukaan secara virtual, Kamis (8/9).
"Adapun 30.000 jenis rempah-rempah dunia itu dari Nusantara, yang dibawa para pedagang dari Indonesia ke Timur Tengah dan Eropa," imbuhnya.
Baca juga: Ekonomi Syariah Kunci Atasi Krisis Pangan
Menurut Perry, rempah-rempah merupakan komoditas unggulan Indonesia dari zaman dahulu hingga saat ini. Oleh karena itu, Indonesia perlu membangun jalur rempah-rempah dari Nusantara menuju dunia.
"Kita majukan dan hidupkan rempah-rempah ini. Kita bisa olah rempah-rempah dan ekspor ke Mesir, lalu Eropa. Insyaallah ekonomi kita akan semakin maju dan rakyat sejahtera," jelas Perry.
Terkait digitalisasi, dia menjelaskan bahwa teknologi digital merupakan hal yang dibutuhkan saat ini dan masa depan. Perry menyebut pesantren dapat menjadi pusat ekonomi keuangan syariah melalui penggunaan QRIS dan BI-FAST.
Baca juga: Setelah 17 Bulan, BI Akhirnya Naikkan Suku Bunga Acuan
"Di masjid sekarang sudah memakai QRIS. Apalagi untuk menjual produk yang ada di pesantren dengan digital, didukung adanya BI-FAST yang sangat cepat dan punya biaya murah. Hanya Rp2.500 per transaksi," sambungnya.
Terakhir, untuk memperkuat sektor pertanian, Bank Sentral juga meluncurkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). "Kalau ketahanan pangan bisa kita kembangkan, Insyaallah rakyat sejahtera dan menjadikan pemulihan ekonomi nasional," kata Perry.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa mampu membangun sinergi ekonomi dan keuangan syariah. Dalam hal ini, untuk memberikan penguatan terhadap pemulihan ekonomi yang inklusif.(OL-11)