DIRJEN Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika yakin pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) tumbuh 7% di tahun ini. Hingga triwulan II 2022, industri mamin tumbuh 3,68% (year on year/yoy).
Sektor tersebut memberikan kontribusi 38,38% bagi PDB industri pengolahan nonmigas, terbesar dibandingkan subsektor industri lainnya.
Dengan menggeliatnya aktivitas ekonomi, seperti tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang mana pada Juli 2022 mencapai rekor dengan 476.970 wisatawan mancanegara (wisman), kemudian adanya side event G20 dan lainnya mendorong meningkatnya permintaan mamin.
"Kami sangat optimis target tersebut tercapai. Kita lihat kegiatan masyarakat sudah banyak bergerak. Dari angka wisatawan tinggi, lalu di Bali sudah mulai macet, hunian kamar hotel tinggi. Artinya, industri mamin dibutuhkan," ujarnya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/9).
Putu menerangkan, pada periode Januari-Juli 2022, ekspor industri mamin mencapai US$21,3 miliar, meningkat 9% dibanding periode yang sama di tahu lalu dengan US$19,5 miliar.
Dari sisi investasi, sampai dengan triwulan I 2022, realisasi investasi untuk sektor industri mamin mencapai Rp19,17 triliun, terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp9,34triliun dan US$684,98 juta dari penanaman modal asing (PMA).
Baca juga: Ekspor Industri Furnitur Capai Rp12,6 T
"Industri mamin merupakan mesin pertumbuhan industri nonmigas karena didukung sumber daya alam yang melimpah dan permintaan dalam negeri yang terus tinggi, meski terdampak pandemi, industri mamin menunjukkan ketahanannya," sebutnya.
Di satu sisi, Putu mendorong pelaku industri mamin untuk memanfaatkan Fi Indonesia 2022 yang merupakan pameran bahan baku makanan dan minuman yang ke-25 di Asia.
Dalam ajang ini, lebih dari 300 produsen bahan makanan terkemuka dari seluruh dunia akan menampilkan berbagai inovasi bahan baku makanan dan minuman terbaru. (Ins/Ol-09)