07 September 2022, 10:34 WIB

Pekerjaan Konstruksi Padat Karya Irigasi PUPR Serap 122 Ribu Pekerja


Insi Nantika Jelita | Ekonomi

MI/Ferdian Ananda
 MI/Ferdian Ananda
Ilustrasi

Program Padat Karya Tunai (PKT) melalui Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus bergulir di seluruh Indonesia.

Pada 2022, pelaksanaan P3-TGAI ditatgetkan menjangkau 10.000 lokasi dengan total anggaran Rp2,25 triliun.

Berdasarkan data e-monitoring per Selasa (6/9), capaian pekerjaan fisik P3-TGAI sudah 84,35% dengan nilai Rp1,74 triliun. Adapun serapan tenaga kerja sebanyak 122.066 orang di 8.945 lokasi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan program infrastruktur kerakyatan atau Padat Karya Tunai penting bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. “Selain untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa,” kata Basuki dalam keterangannya, Rabu (7/9).

Program PKT Bidang Sumber Daya Air ini merupakan peningkatan saluran irigasi tersier, dari saluran tanah menjadi saluran dengan pasangan batu/lining yang dikerjakan oleh petani atau penduduk setempat.

Petani atau pekerjadiberikan upah harian atau mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa terutama di antara musim tanam dan panen.

Salah satu provinsi yang telah selesai pengerjaan untuk P3-TGAI 2022 adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 90 titik. Ini tersebar di Pulau Timor di 29 lokasi, Pulau Flores di 34 lokasi, dan Pulau Sumba di 27 lokasi.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) OP SDA I Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Rino Prasetyo berharap saluran yang sudah terbangun dapat dijaga dengan baik sehingga memiliki masa pemanfaatan yang panjang. “Kegiatan P3TGAI ini murni untuk masyarakat, dan Balai WS NT II hanya sebagai pemantauan sedangkan pengelolaan dan pengerjaan dari masyarakat," kata dia.

Ketua P3A Woloone Desa Paga Kabupaten Sikka Franken mengatakan program P3TGAI bermanfaat bagi petani, khususnya di daerah yang tergolong sedikit air. Saluran tersier dibangun sepanjang 373 meter.

Pekerjaan jaringan tersier dilakukan dengan pasangan batu oleh kelompok tani yang melibatkan 50 orang dalam waktu 30 hari kerja. “Sebelum ada saluran dengan pasangan batu, air yang mengalir selalu merembes ke kiri dan kanan karena saluran masih berupa saluran tanah,” tutup Franken. (OL-12)

BERITA TERKAIT