15 August 2022, 16:29 WIB

Volume Ekspor Stagnan, BPS: Ada Sinyal Windfall Profit Berakhir


M. Ilham Ramadhan Avisena | Ekonomi

Antara
 Antara
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

PELAMBATAN kinerja ekspor Indonesia berpotensi terjadi, jika harga sejumlah komoditas unggulan di level global kembali ke kondisi normal. Pasalnya, tren menunjukkan bahwa volume ekspor Indonesia cenderung stagnan.

"Windfall ini bisa berakhir, jika harga komoditas kembali normal. Volume ekspor komoditas utama Indonesia cenderung stagnan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (15/8).

Adapun windfall profit dari kenaikan harga komoditas unggulan awalnya mengerek kinerja ekspor dan neraca dagang Indonesia selama 27 bulan terakhir. Namun, belakangan pasar global mulai mengindikasikan terjadinya normalisasi harga komoditas.

Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus Selama 27 Bulan

Pada Juli 2022 misalnya, nilai ekspor komoditas minyak kelapa sawit dan feronikel mengalami penurunan. Melambatnya kinerja ekspor komoditas unggulan, lanjut dia, dinilai sebagai sinyal agar Indonesia waspada.

"Ini perlu diwaspadai terhadap neraca dagang kita di bulan-bulan ke depan," pungkas Setianto.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2022 mencapai US$25,57 miliar. Nilai itu lebih rendah dari capaian Juni 20222, yakni US$26,15 miliar, atau turun 2,20%. Penurunan kinerja secara bulanan itu disebabkan oleh melambatnya capaian ekspor migas dan nonmigas.

Baca juga: Kinerja Ekspor Juli 2022 Alami Penurunan

Ekspor migas pada Juli 2022 tercatat menurun 11,24% (month to month/mtm) hingga menjadi US$1,38 miliar. Ini diakibatkan oleh penurunan nilai ekspor minyak hingga 60,06% (mtm) dan penurunan volume ekspor minyak mentah sebesar 60,82% (mtm).

Sementara itu, ekspor nonmigas mengalami penurunan 1,64%, atau menjadi US$24,20 miliar. Penurunan ini disebabkan turunnya ekspor besi dan baja 11,51% (mtm). Lalu, nikel 15,53% (mtm), timah serta turunannya 54,02% (mtm), berikut kapal perahu dan struktur terapung hingga 82,30% (mtm).

Meski secara bulanan kinerja ekspor menurun, capaian ekpsor pada Juli 2022 secara tahunan (year on year/yoy) masih mencatatkan pertumbuhan positif. Pada Juli 2021, nilai ekspor hanya US$19,37 miliar. Sehingga, masih terjadi pertumbuhan 32,03% (yoy).(OL-11)

BERITA TERKAIT