BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2022 mencapai US$25,57 miliar. Nilai itu lebih rendah dari capaian Juni yang sebesar US$26,15 miliar, atau turun 2,20%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS mengungkapkan, penurunan kinerja secara bulanan itu disebabkan oleh melambatnya capaian ekspor migas dan non migas.
"Secara bulanan memang menurun dikarenakan ada penurunan ekspor komoditas migas dan nonmigas," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (15/8).
Dari data BPS, ekspor migas pada Juli tercatat mengalami penurunan 11,24% (month to month/mtm) menjadi US$1,38 miliar. Ini diakibatkan oleh menurunnya nilai ekspor minyak hingga 60,06% (mtm) dan penurunan volume ekspor minyak mentah sebesar 60,82% (mtm).
Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus Selama 27 Bulan
Sementara ekspor nonmigas Juli tercatat mengalami penurunan 1,64% menjadi US$24,20 miliar. Penurunan ini terjadi lantaran adanya penurunan ekspor besi dan baja 11,51% (mtm), nikel 15,53% (mtm), timah serta turunannya 54,02% (mtm), dan kapal perahu serta struktur terapung hingga 82,30% (mtm).
Kendati secara bulanan kinerja ekspor menunjukkan penurunan, imbuh Setianto, capian ekpsor Juli secara tahunan (year on year/yoy) masih mencatatkan pertumbuhan positif. Tercatat pada Juli 2021 nilai ekspor hanya US$19,37 miliar. Dus, masih terjadi pertumbuhan 32,03% (yoy).
Pertumbuhan kinerja ekspor secara tahunan itu disebabkan oleh peningkatan ekspor migas sebesar 40,48% (yoy) dan ekspor nonmigas yang tumbuh 31,58% (yoy). "Namun kalau dibandingkan dengan peningkatan Juli 2021 yang mencapai 41,49% (yoy), pertumbuhan ekspor Juli 2022 ini mengalami pelambatan," terang Setianto. (OL-4)