Perusahaan asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn) akan memulai bangun pabrik pada tahun ini di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Adapun nilai rencana investasi Foxconn mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp118 triliun.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah mendampingi Chairman Foxconn Young Liu yang bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada 25 Juni. Ini sebagai tindak lanjut nota kesepahaman yang telah disepakati sebelumnya terkait rencana investasi Foxconn, Gogoro, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk di Indonesia. "Pertanyaan berikutnya kapan dimulai? Kamirencanakan di kuartal III atau paling lambat kuartal IV di tahun ini.
Sejak kemarin-kemarin kami sudah rapat teknis sampai malam dengan tim Foxconn," jelas Bahlil saat ditemui di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (6/7).
Batang menjadi salah satu lokasi yang menjadi bagian dari pembangunan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik atau EV. Hadirnya Foxconn memperkaya ekosistem EV di Indonesia dengan bakal membuat motor dan mobil listrik, juga komponen baterai kendaraan listrik.
Menteri Investasi mengungkapkan negosiasi dengan Foxconn memakan waktu yang lama sebelum akhirnya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Indonesia pada Januari 2022 untuk lingkup investasi pada kendaraan listrik.
Menurutnya, alotnya proses negosiasi karena ada beberapa permintaan Foxconn yang dianggap belum bisa dipenuhi oleh pemerintahan sebelum Presiden Joko Widodo, misalnya seperti lokasi pabrik yang akan dibangun. Hingga akhirnya dipilih di KIT Batang.
"Foxconn itu kan prosesnya panjang negosiasi dan pemerintah sebelumnya pun sudah membujuk foxconn masuk sejak 25 tahun yang lalu. Ini perjuangannya sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu," sebutnya.
Sebelumnya, Chairman Foxconn Young Liu menyampaikan apresiasi atas dukungan Presiden Joko Widodo dan Menteri Investasi/Kepala BKPM yang bakal memfasilitasi investasi pihaknya. Foxconn pun menawarkan model bisnis baru yaitu BOL (Build, Operate, Localize) untuk investasinya di Indonesia.
“Adanya model bisnis baru BOL ini akan memungkinkan Foxconn dan perusahaan Taiwan lainnya untuk dapat bermitra lebih baik lagi dengan perusahaan Indonesia dalam membangun industri di sini,” ujar Young.
Adapun rencana investasi Foxconn, Gogoro, IBC, dan Indika meliputi industri kendaraan listrik, kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik, kemudian industri baterai kendaraan listrik dan industri pendukung seperti energy storage system, stasiun penukaran baterai, dan industri daur ulang baterai, Research & Development (R&D). (IOL-12)