BADAN Pengusahaan (BP) Batam terus berupaya meningkatkan investasi, salah satunya dengan mengebangkan Pelabuhan Batu Ampar agar meningkatkan kualitas layanan kepelabuhanan dan kuantitas daya tampung peti kemas dengan target 1,6 juta TEUs hingga 2025.
Upaya itu dilakukan dengan perjanjian antara BP Batam dengan PT Persero Batam dan perusahaan pengelola aset (PPA) tentang kerja sama pembangunan dan pengoperasian terminal peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar, Jumat (24/6).
Perjanjian ditandatangani oleh Kepala BP Batam bersama dengan Direktur Utama PT Persero Batam Arkham S. Torik dan Direktur Utama PT PPA Persero.
Kerja sama itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas pelabuhan melalui penambahan alat bongkar muat di dermaga dan lapangan penumpukan, serta re-layout lapangan penumpukan.
Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar itu ditargetkan meningkatkan produktivitas bongkar muat mencapai 24 box per jam dan kapasitas pelabuhan meningkat dari 630 ribu TEUs/tahun menjadi 1,2 juta TEUs/tahun.
Baca juga : BNI dan SPMT Kerja Sama Integrated Cash Management
Rencana bisnis strategis dalam kerja sama investasi alat dan pengoperasian Pelabuhan Batu Ampar adalah dengan mengadakan suprastruktur 4 unit Quay Container Crane (QCC), 20 unit Head Truck, 10 unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC), dan 2 unit Reach Stacker.
Infrastruktur yang akan dibangun adalah Container Yard, Gedung Kantor, Gate Terminal dan fasilitas pendukung lainnya. Nilai investasi dalam kerjasama ini sebesar Rp 680 Miliar dengan waktu pengadaan 12-16 bulan.
Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto berharap investasi di Batam akan semakin meningkat, sehingga Batam bisa segera menjadi hub logistik.
“Saya berharap investasi di Batam akan meningkat dan juga Batam sebagai Hub Logistik dapat dilaksanakan sehingga dapat mendorong perusahaan-perusahaan elektronik yang sudah ada dapat tersambung dengan supply chain di Korea dan China,” ungkapnya (RO/OL-7)