10 June 2022, 19:00 WIB

Wapres: Ekonomi Syariah Bisa Jadi Solusi Krisis Ekonomi Global


Emir Chairullah | Ekonomi

Antara/Syamsul Arif
 Antara/Syamsul Arif
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

KRISIS akibat peperangan dan perubahan iklim secara signifikan turut mendisrupsi pasokan pangan dan energi dunia, bahkan memicu laju inflasi mencapai rekor tertinggi di banyak negara. 

Menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, berbagai persoalan ekonomi akibat krisis tersebut bisa dijadikan momentum bagi Indonesia untuk menawarkan ekonomi syariah sebagai solusi bagi pemulihan ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.

"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, kita tunjukkan bahwa ekonomi Islam adalah sebuah solusi bagi pemulihan ekonomi global yang berkeadilan, yang dapat menyentuh semua lapisan masyarakat," tegas Wapres saat menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Kerja Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Jumat.

Apalagi, tambahnya, Indonesia saat ini menjadi Presidensi G20 di mana kesempatan untuk menawarkan ide tersebut semakin besar.

Lebih lanjut Ma’ruf mengatakan, permintaan tersebut dilatarbelakangi fakta bahwa sejauh ini sektor ekonomi dan keuangan syariah global terus mengalami pertumbuhan positif. 

"Pada 2021 umat muslim mengeluarkan US$ 2 triliun untuk sektor makanan, farmasi, dan gaya hidup lain berprinsip syariah," ungkapnya.

Adapun nilai tersebut, sambung Ma’ruf, mencerminkan 8,9% pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Bahkan menurutnya pada 2022 pengeluaran muslim global diperkirakan tumbuh sebesar 9,1%.

"Potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia juga sangat baik. Per Desember 2021 total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp2.050 triliun. Hal ini tentunya menjadi modal yang sangat baik dalam hal penguatan maupun ketahanan ekonomi dan keuangan Indonesia," paparnya.

Baca juga : Presiden: Hati-hati Krisis Pangan

Lebih jauh, pada acara yang mengusung tema "Memperkuat Kontribusi Melalui Inovasi dan Sinergi" ini, Wapres juga meminta agar IAEI terus mencetuskan berbagai inovasi baru untuk menguatkan peran lembaga keuangan syariah sebagai garda depan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.

"Saya juga meminta IAEI semakin memperkuat sinergi antarahli ekonomi Islam dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dan global, maupun pewujudan cita-cita Indonesia menjadi pusat produsen halal terkemuka dunia," pintanya.

Terakhir, Wapres mengharapkan acara halalbihalal IAEI kali ini akan semakin mempererat tali silaturahim, sekaligus mendorong terciptanya sinergi yang lebih luas lagi di antara seluruh anggota IAEI.

"Saya juga berharap IAEI terus memberikan kontribusi pemikiran strategis dan implementatif untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat, serta menjadi kontribusi Indonesia di tataran global," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum IAEI yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan bahwa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan anggota IAEI untuk terus melakukan kajian, pengembangan, pendidikan, dan sosialisasi ekonomi Islam demi kemajuan ekonomi nasional.

"Pada tahun 2020 hingga 2021, program IAEI berfokus pada pembahasan isu-isu penting yang membuat IAEI semakin relevan di dalam pembangunan ekonomi syariah yang lebih inklusif di Indonesia," paparnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan, IAEI berkontribusi mengarusutamakan ekonomi syariah dalam membahas dan memberi solusi terhadap isu-isu strategis global dan nasional, seperti COP 26 yang membahas perubahan iklim, presidensi G20 Indonesia, RUU Ekonomi Syariah, RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, RUU Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

"IAEI di dalam melakukan kegiatan juga terus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penelitian-penelitian ekonomi syariah dan memberikan solusi mismatch antara industri dan ekonomi syariah serta perguruan tinggi," ungkapnya. (OL-7)

BERITA TERKAIT