01 June 2022, 21:30 WIB

Dua Perusahaan Inggris Merger Menjadi Raksasa Energi di Afrika


Mediaindonesia.com | Ekonomi

DOK tullowoil.com.
 DOK tullowoil.com.
Penampakan halaman depan situs web perusahaan Tullow Oil.

PERUSAHAAN energi di Inggris Raya, Tullow Oil dan Capricorn, pada Rabu (1/6) menyetujui merger £1,4 miliar untuk menjadi pemain terkemuka di Afrika. Kedua perusahaan telah mencapai kesepakatan atas merger yang memberi Tullow di atas angin dengan 53% saham dan Capricorn sisanya.

Kesepakatan merger, "Mewakili peluang unik untuk menciptakan perusahaan energi Afrika terkemuka yang terdaftar di London," kata pasangan perusahaan itu dalam suatu pernyataan. Grup yang diperbesar akan memiliki, "Fleksibilitas keuangan dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengakses dan mempercepat pertumbuhan organik jangka pendek, menambah cadangan dan sumber daya baru dengan biaya yang efektif, menghasilkan pengembalian masa depan yang signifikan bagi pemegang saham, dan mengejar konsolidasi lebih lanjut," catat mereka.

Tullow yang berbasis di London beroperasi terutama di Afrika, tepatnya Pantai Gading, Gabon, Ghana, Kenya, dan Mauritania. Perusahaan juga beroperasi di Amerika Selatan.

Capricorn, sebelumnya dikenal sebagai Cairn Energy, berbasis di Edinburgh. Perusahaan memiliki aktivitas di Laut Utara, Mauritania dan Mesir, serta Israel, Meksiko, dan Suriname.

Grup baru akan memiliki nilai pasar gabungan sebesar £1,4 miliar (1,6 miliar euro atau US$1,8 miliar) berdasarkan harga penutupan saham, Selasa (31/5). Investor Capricorn akan menerima 3,8 saham Tullow baru untuk setiap saham Capricorn berdasarkan perjanjian.

Baca juga: Perdagangan Bebas Israel-UEA Diteken, Pertama dalam Dunia Arab

"Dewan Tullow dan Capricorn percaya kombinasi tersebut memiliki alasan strategis, operasional, dan keuangan yang menarik dengan kemampuan memberikan manfaat besar bagi pemegang saham, negara tuan rumah, dan pemangku kepentingan lain," tambah mereka. Transaksi ini diharapkan selesai pada kuartal keempat dan menghasilkan penghematan biaya tahunan sebesar US$50 juta. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT