KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menuturkan, negara anggota G20 berkomitmen untuk menggunakan seluruh alat maupun instrumen yang tersedia dan berkualitas dalam menghadapi krisis saat ini.
"(Itu digunakan) terutama pada mereka yang paling terkena dampak seperti perempuan, pemuda, pekerja informal dan pekerja terampil rendah, dan juga pada ketidaksetaraan," kata Febrio dalam CSIS Global Dialogue 2022, Kamis (28/4).
G20, lanjutnya, juga telah menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan agenda berwawasan dengan menetapkan rencana aksi G20. Hal itu juga diikuti oleh dorongan pada agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan guna mencapai pembangunan global yang lebih kuat, lebih hijau, dan seimbang.
Di saat yang sama, negara anggota G20 juga perlu menyesuaikan target kebijakan apa yang sesuai dengan pemulihan ekonomi, menjaga stabilitas keuangan, kesinambungan fiskal, dan juga tetap menjaga dari risiko penurunan dan limpahan negatif.
Baca juga : Kemenaker Resmikan Permenaker 4/2022 tentang Klaim JHT, Tak Perlu Tunggu Hingga 56 Tahun
"Dengan perang di Ukraina, ini membuat tantangan global menjadi lebih kompleks, krisis geopolitik, ditambah dengan tantangan global yang masih dihadapi sebelumnya," kata Febrio.
Karenanya, Indonesia selaku Presidensi G20 2022 mengedepankan dialog dengan tiap negara anggota forum tersebut.
"Sebagai Presidensi G20, Indonesia akan selalu menjaga dialog. Karena, sekali lagi, G20 dibangun di atas konsensus. Kami melakukan lusinan konsultasi dengan anggota untuk menemukan pendekatan terbaik dalam menavigasi dampak perang dan juga pada krisis geopolitik saat ini," pungkas Febrio. (OL-7)