DIREKTORAT Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian melalui balai inseminasi buatan (BIB) Lembang menggenjot produksi semen sapi beku guna memenuhi kebutuhan daging konsumsi dan industri dalam negeri.
Pasalnya, berdasarkan data Ditjen PKH, produksi daging sapi di Indonesia sebesar 437.783,23 ton pada 2021. Jumlah itu turun 3,44% dibandingkan pada 2020 yang sebesar 453.418,44 ton.
Maka, daging sapi untuk dikonsumsi saat ini masih tergantung dari impor.
Kepala BIB Lembang Tri Harsi menuturkan proyeksi produksi semen sapi beku ditargetkan bisa mencapai lebih dari 3 juta dosis pada akhir tahun 2021.
Target itu tak muluk-muluk, mengingat realisasi produksi semen beku sudah mencapai 125,53 persen di angka 2,91 juta dosis dari target awal yang ditetapkan 2,32 juta.
“Produksi semen beku sudah mencapai 125 persen dari sisi distribusinya sampai saat ini sudah mencapai 119 persen, produksi nanti permintaannya bisa di atas 3 juta dosis hingga akhir tahun,” papar Tri saat ditemui di lokasi balai inseminasi buatan Lembang Ditjen PKH, Selasa (30/11).
Target sapi betina yang menerima inseminasi buatan, kata Tri, mencapai 4 juta ekor pada tahun 2021.
Namun, target tersebut baru terealisasi sebesar 3,54 juta atau sekitar 888,62 persen. Dari hasil inseminasi buatan, BIB Lembang bisa menghasilkan 840 ekor sapi.
Baca juga : Kawasan Industri Terpadu Batang Percepat Pemulihan Ekonomi
“Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) salah satu upaya mengurangi kebutuhan impor daging dan sapi, tapi memang masyarakat Indonesia bertumbuh banyak dan peternak ini 90 persen masih peternak kecil,” ungkapnya.
Sementara itu, Tri menyebut pihaknya juga melakukan pembinaan secara rutin terhadap peternak lokal.
Adapun bentuk pembinaan peternakan warga oleh BIB Lembang ialah memberikan tatacara atau pelatihan agar hewan ternak lancar bereproduksi.
Kepala BIB Lembang, Tri Harsi menyebut pihaknya melakukan pembinaan di pelbagai daerah, seperti daerah Jawa Barat hingga Jawa Tengah.
“Pembinaan di Jateng ada tiga kelompok, di Jabar banyak, ada di Tasik, di Garut ada, setiap tahun kami adakan,” papar Tri saat ditemui di lokasi balai inseminasi buatan Lembang Ditjen PKH, Selasa (30/11).
Tri pun mengimbau agar kelompok-kelompok peternak lokal yang diberi bantuan oleh pemerintah agar bisa memanfaatkan kesempatan mendapatkan binaan secara rutin.
“Kami kawal terus supaya mereka berkembang, jangan sampai kita malu kalau kita bantu peternak tapi sapinya gak bunting-bunting, jadi kita lakukan pendampingan rutin,” terangnya.
“kami juga beri pembinaan, termasuk reproduksi, termasuk bantuan pakannya juga,” tambahnya. (OL-7)
