PT Bukalapak.com (BUKA) menetapkan harga pelaksanaan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di batas atas. Banyak investor mengincar periode bookbuilding atau penawaran awal rangkaian IPO Bukalapak ini.
Berbagai laporan menyebut penawaran yang masuk sepanjang periode itu mencapai 4 kali lipat dari jumlah saham yang akan diterbitkan perseroan.
Dalam informasi tambahan atau perbaikan atas prospektus ringkas, Selasa (27/7), mereka menyampaikan telah memperoleh pernyataan efektif IPO dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (26/7).
Baca juga: Bakal Mirip Kolaborasi di GoTo, Emtek Perkuat Kerjasama dengan Grab
Selanjutnya, masa penawaran umum perdana saham berlangsung pada 27 Juli 2021-30 Juli 2021.
Penjatahan dijadwalkan akan berlangsung pada 3 Agustus 2021. Kemudian, distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 5 Agustus 2021.
Pencatatan atau listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berlangsung pada 6 Agustus 2021.
BUKA mengumumkan penawaran umum perdana saham sebanyak 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp50.
Jumlah itu setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Bukalapak menetapkan harga pelaksanaan IPO Rp850 sehingga perolehan dana dari aksi korporasi itu mencapai Rp21,9 triliun. Posisi harga IPO itu merupakan batas atas karena BUKA membanderol harga pada kisaran Rp750-Rp850 pada periode bookbuilding.
Manajemen perusahaan juga mengalokasikan 0,05% dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA) sebanyak 14,02 juta lembar dengan harga yang sama dengan IPO.
Bukalapak juga akan menerbitkan opsi saham untuk program ESA tersebut sebanyak-banyaknya 4,91% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pelaksanaan IPO atau sebanyak-banyaknya 5,06 miliar saham. (OL-1)